DIARE

A. Definisi

Diare adalah buang air besar Idefikasi yang abnormal dengan perubahan konstitusi tinja yang bervariasi dan frekuensi defikasi yang meningkatnya volume tinja (normalnya 200 gram/200 ml per 24 jam) (Priyanto;2009).

Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa disertai lendir atau darah.

B. Morbilitas Dan Mortilitas

Diperkirakan pada anak setiap tahunnya mengalami diare akut sebanyak 99.000.000 kasus . Angka kesakitannya adalah 200-400 kejadian diare dapat ditemukan pada penderita diare sekitar 60 juta kejadian  setiap tahunnya, sebagian besar (70%-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah umur lima tahun (kurang lebih 40 juta kejadian)

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) indonesia, diare menepati urutan kedua penyakit mematikan yang berasal dari penyakit infeksi . Jumla penderita diare di indonesia pada tahun itu mencapai 4% dan angka kematiannya mencapai 3,8 %

C. Klasifikasi Diare

Diare Akut     : terjadi Kurang dari 14 hari dan terjadi secara dadakan

Diare Kronis : terjadi Lebih dari 14 hari, serta terhjadi kehilangan berat badan pada penderita

D. Kalsifikasi Diare

1. spesifik :

  •   Infeksi bakteri Shigella, ST, EC, VC,  CF
  • infeksi virus Rotavirus, adenovirus, protozoa
  • Infeksi parasit Ascariasis dan cacing perut

2. Nonspesfik

  • Keracunan makanan
  • Obat-obat tertentu
  • Sebab lain

F. Mekanisme Terjadinya diare

G. Efek Samping Diare

1. Dehidrasi

–  Kejang Abdomen

– Mual, Muntah

– 5 L ( Letih, lesu, lemah, Lunglai)

– Demam

– Menggigil

– Sakit Kepala

– nafsu Makan Menurun

2. Hingga Kematian

H. Tujuan Terapi diare

1. Mencegah gang kesetimbangan elektrolit dan air

2. Memberikan terapi simptomatik

3. Menghilangkan penyebab diare

4. Mengatasi gangguan karena diare

I. Prinsip terapi diare

1. Pengaturan makanan. dianjurkan untuk menghentikan makanan-makanan yang padat/ keras

2. Ketika muntah/mual ringan diberikan diet yang mudah dicerna

3. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan

J. Penatalaksanaan Terapi  Farmakologi

1. Pengganti Cairan dan elektrolit pada terapi CRO/ORS

Keterangan                                                                                                           < 1thn                        1-4 thn                     5-12 thn                 dewasa

  • tanpa dehidrasi setiap BAB diberi oralit  (mencegah dehidrasi)      100ml (1/2 gls)      200ml (1 gls)      300ml(1,5 gls)     400ml(gls)
  • Dengan dehidrasi, 3 jm pertama diberi oralit                                           300ml (1,5 gls)      600ml(3 gls)        1,2L (6 gls)       2,4 L (12 gls)
  • Mengatasi dehidrasi                                                                                          100 ml(1/2 gls)      200 ml(1gls)       300 ml (1,5gls)     400ml(2gls

Kecuali penderita diare kronis diberikan hidrasi via intravena

2. Penggunaan Antibiotik

a. Infeksi Oleh bakteri Vibrio Ccolera

Terapi

1. Penggantian cairan dan elektrolit via oral. Pasien yang tidak dapat menerima secara oral diberi secara IV dengan larutan RL (Ringer Laktat)

2. Antibiotik Dosis Tunggal Dosisiklin

200 mg hari pertama, kemudian 100 mg perhari dan pada infeksi berat 200 mg perhari

b. infeksi Oleh bakteri  E.coli

Terapi

1. Penggantian cairan dan elektrolit via oral . Pasien yang tidak dapat menerima secara oral diberi secara IV dengan RL (Ringer Laktat)

2. Antibiotik dosis tunggal Doksisiklin, Kotrimoksasol

  • 200 mg hari pertama, kemudian 100 mg perhari dan pada infeksi berat 200 mg perhari (Doksisiklin)
  • 960 mg/hari tiap 12 jam . 480 mg/hari tiap 12 jam bila pengobatan lebih dari 14 hari (Kotrimoksazol)

c. Infeksi oleh bakteri Cl. diffecile

Terapi

1. Penggantian cairan dan elektrolit via oral . Pasien yang tidak dapat menerima secara oral diberi secara IV dengan RL (Ringer Laktat)

2.  – Metronidazol 250 mg oral sehari 4 kali obat pil utama

– Vankomisin 125 mg/hari pilihan kedua bagi pasien yang tidak merespon atau alergi terhadap metronidazol atau bakteri resisten Metronidazol

d. Infeksi Oleh Bakteri Salmonella Thyposa

Terapi

1. Penggantian cairan dan elektrolit via oral . Pasien yang tidak dapat menerima secara oral diberi secara IV dengan RL (Ringer Laktat)

2. Antibiotik

  •  960 mg/hari tiap 12 jam . 480 mg/hari tiap 12 jam bila pengobatan lebih dari 14 hari (Kotrimoksazol)
  • Azytromizin 500 mg sekali sehari selama 3 hari. Anak >6 bulan 10 mg/kg sekali sehari selama 3 hari . Berat badan 26-35 kg 300 mg sekali sehari selama 3 hari . Berat badan 36-45 kg 400 mg sekali sehari selama 3 hari

Teh Hijau (Camellia Sinensis)

A. Uraian umum Teh Hijau (Camellia sinensis) (Steenis.V, 2005)

1. Klsifikasi teh Hijau ( Camellia sinensis)

Regnum           : Plantae

Divisio              : Spermatophyta

Class                  : Angiospermae

Subclass           : Dicotyledonae

Ordo                   : Theales

Family               : Theaceae

Genus                 : Camelia

Spesies                : Camellia sinensis L

2. Morfologi Teh Hijau ( Camellia sinensis) (Steenis. V, 2005)

Pohon. karena pemangkasan kerap kali seperti perdu, tinggi 5 – 10 m. ujung ranting dan daun muda berambut halus. daun tersebar, tunggal helian daun eliptis memanjang, dengan pangkal runcing, bergerigi, seperti kulit tipis, 6-18 kali 2-6 cm. bunga diketiak, berkelamin 2, bunga yang memebuka menunduk, garis tengah 3-4 cm, sangat harum dan putih cerah. daun kelopak tetap, 5-6 sangat tidak sama. daun mahkota pada pangkalnya melekat ringan. Benag sari berlingkaran banyak, yang terluar pada pangkalnya bersatu, melekat dengan daun mahkota yang terdalam lepas. Tangkai putik bercabang 3. Buah kotak berkayu lebarnya lebih daripada panjangnya, pecah menurut ruang, biji 1-3.

3. Nama Daerah Teh Hijau (Camellia sinensis) (Afrisanti,1992)

Jawa dan Sunda : enteh, Melayu : Teh, Pokok teh, Makassar : Teh

4. KAndungan Kimia Teh HIjau ( Camellia sinensis) ( Hariani,2008)

Teh kaya kandungan kimia seperti kafein 2-3 %, theobromin, theofilin, tanin, xanthin, adenin, minyak atsiri, kuersetin, naringenin, dan natural flourida. Tanin mengandung zat epigalochateccin galat. polifenol, protein, karbohiadrat, kafein serat dan pektin terhadap daun teh.

5. Kegunaan Teh hijau  Camellia sinensis) (Hernani,2006)

Khasiat daun teh utnuk sakit kepala, diare, penyubur dan penghitam rambut, kolesterol, kencing manis, antitoksik, infeksi saluran cerna. Fenol dalam teh adalah flavanoid yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan . Kegunaan utama teh adalah sebagai penyegar badan dan stimulansia.

Khasiat Teh Hijau : (Anonim,2002)

1. Menghilangkan zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh

2. Mampu meningkatkan pembakaran kalori dan lemak yang berimplikasi pada penurunan berat badan

3. Membantu mengurangi kolesterol yang berlebihan

4. Menyehatkan jantung

5. Membantu menecegah timbulnya kanker

6. Sumber mineral dalam tubuh

7. Ampas Teh dapat berfungsi sebagai masker penyehat kulit

8. Masih banyak kegunaannya untuk tubuh dengan proses dan manfaat yang berbeda